Sabtu, 10 Juli 2010

Entah hitam berbalut putih
Keluhuran diselimut letih
Mensejajarkan garis bintang
Dalam langkah kelam terang...

ini hidup tongkang kumuh
dibuay ombak dilaju kayuh
semua ada dalam mimpi
seraut-raut mengantar sepi...


Rabu, 16 Juni 2010

Gambar Bapak Presiden

Aku menyukai perasaaan ketika memandang wajah presiden dan wakilnya di dinding sekolahku dulu...
Asalkan mereka dikurung dalam pigura2 sederhana, karena ketika itu aku baru bisa dekat dengannya, aku seakan-akan mengeluarkan mereka dari dalam pigura, mengejutkan mereka dari persembunyian senyum simpulnya yang seakan-akan waktu mereka di jepret, negri ini sudah menemukan pemimpin yang tepat...

apa benar begitu???
Ini hanya sebuah pemikiran, kalaupun salah ya tidak masalah toh?, kalaupun ngawur ini tetap sebuah pemikiran dan berpikir itu selalu mengikuti kecendrungan alamiahnya yaitu lebih baik daripada tidak berfikir...
hahaha

Pertanyaan seperti ini harusnya kita lemparkan langsung kepada mereka, tidak harus sebenarnya, kita tidak benar-benar butuh jawabannya, karena sebelum mereka terpilih saja mereka sudah memberikan alasan-alasan kenapa kita harus memilih mereka...

Masalahnya, tidak mereka saja kitapun demikian sulit menyenadakan antara perkataan dan perbuatan, lebih sulit dari mencuri uang negara atau sekedar membantu mengalihkan uang negara ke dana kampanye...







Kamis, 01 April 2010

O

Dia

menyayangiku seperti seorang wanita yang mencintai rahimnya sendiri...

tak peduli lagi

tapi dia juga seorang pelacur yang tak mungkin menggendong rahimnya sebagai bagian dari dirinya sendiri

mungkin tubuh, tapi bukan diri...

Senin, 25 Januari 2010

sore

Sabtu, 23 Januari 2010

sekelumit aku dan rutinitas ini


malam: dinding kamar ini semakin sesak, bercampur udara pekanbaru yang lembab dan lengket, dilengkapi nikotin dari kretek yang menjadi ritual wajib setiap malam sebelum tidur sebelum bermimpi, sebelum damai, sebelum biru...
atmosphere ini membulat , melingkar-lingkar, menggendut seperi bernyawa, seperti hendak menghimpitkan semuanya kedadaku...
(aku sungguh tak tahu dan benar2 ingin tahu cara membuat tidurku nyaman, tentram, tidur yang elegan mengendarai mimpi2 burjois, )

subuh: azan terdengar begitu nyaring, sama sekali tidak sayup2, corong suara yang indah itu - setiap kali ku mulai dijauhi oleh dunia - sangat dekat dari rumah ini, dekat... sekali, sampai terkadang tak terbangun karenanya...
ultrasonic aku menyebutnya ( pembenaran, red.), dengan alasan yang menurutku saja tidak rasional ini aku biasa mengambil lagi selimut tidurku.
im so sorry God

pagi: berharap udara segar, riak ombak, nyanyian burung2 camar, karena peluh telah menemani selama 7 jam, membasahi spring bed dewasa ( versi fase hidup manusia ) milik ayah dan ibu yang telah lama dipensiunkan menemani mereka.
tapi ini pekanbaru
aku hanya disuguhkan pemandangan dari rumah penduduk, memuakkan, seperti kotak2 yang ditumpuk-tumpuk, dan maklumlah perumahan kelas menengah, kebanyakan dari bapak ibu kami bekerja sebagai PNS ( pemodifikasian kata budak , dan yap, mereka terlihat lebih baik).

menjelang siang: semua telah beraktifitas, aku dan adikku mendapat pengecualian dari takdir mengenaskan bagi manusia di era komplels ini. kami memang dapat memulai semuanya dengan tidak terlalu terburu-buru.
aku menuruni anak tangga, masih dengan buku astronominya sepertinya ika (adikku ) masih sangat berminat ditawari bekerja di NASA , hmmm hehehehe... ( aku menyukai semangat gadis kecil ini).
setiap hari sebelum berangkat sekolah ika hanya duduk diam membaca semua buku2 nya, mengamati gambar2 nya, seolah dia berada ditengah benda2 langit yang mengagumkan itu.

siang : kekampus

sore : berikan aku waktu menyelesaikan bagian ini...